Mutasim Billah Asim

Senin, 24 Oktober 2016

Prinsip - Prinsip Kepemimpinan

Prinsip – Prinsip Kepemimpinan

1.      Mampu menjadi teladan yang baik.

2.      Memiliki rasa tanggung jawab.

3.      Berani mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko.

4.      Ciptakan kerjasama yang baik di kalangan anggota.


Read more ...

Syarat - Syarat Menjadi Pemimpin Yang Baik

Syarat – Syarat Menjadi Pemimpin Yang Baik
1.    Problem Solver

Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari
     jalan keluar dari permasalahan. Mulailah bertindak tegas, dan hapuslah cara plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’, Anda-lah yang berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang baik dan benar.

2.    Bersikap Positif

Setiap orang tidak luput dari kesalahan, bila hal ini menimpa anak buah anda jangan langsung mencecarnya dengan segudang omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga anda bisa bersikap proporsional. Jika anda melakukan kesalahan, tidak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait, dan jangan lupa melakukan perbaikan untuk kesalahan tersebut.

3.    Komunikasi
Karyawan sebaik apa pun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘jalan dalam gelap’. Sebagai pemimpin Anda perlu menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas dengan benar. Peliharalah komunikasi 2 arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru.

4.    Menjadi Inspirasi

Seorang pemimpin harus bisa menerapkan standar dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up-date benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman, dan patuhi peraturan yang Anda buat sendiri.

5.    Tumbuhkan Motivasi

Berikan penghargaan terhadap prestasi sekecil apa pun yang dilakukan anak buah. Bahkan karyawan yang paling telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi jika pujian itu diberikan tanpa terkesan menyindir). Secara berkala, ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah. Misalnya, meminta ide mereka untuk proyek kecil.

6.    Hubungan Baik

Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan anak buah. Ingat, dibalik statusnya sebagai bawahan, karyawan memiliki pribadi yang unik dan masalah tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga anda melakukan coaching tepat sasaran.

7.    Turun Gunung

Anda tidak boleh merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia turun ke lapangan tak asal main perintah. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan lancar. Itu menunjukkan kualitas Anda pada anak buah.




Read more ...

Unsur - Unsur Yang Menentukan Tingkah Laku Kepemimpinan

Unsur – Unsur yang Menentukan Tingkah Laku Kepemimpinan
            Ada empat unsur yang terdapat dalam suatu skill dalam seni kepemimpinan. Keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Otoritas atau kekuatan Pemimpin.

2.      Kemampuan dalam menyatupadukan sumber tenaga manusia yang memiliki daya – daya motivasi yang bervariasi setiap waktu dan situasi.


3.      Kemampuan dalam mengembangkan iklim kerja dalam merespons dan membangkitkan atau menimbulkan motivasi.

4.      Kemampuan dalam mengembangkan gaya – gaya kepemimpinan.

Unsur – unsur tersebut di atas Saya jabarkan dalam penjelasan berikut ini :

1.      Otoritas atau Kekuatan Pemimpin

Unsur yang pertama ini menekankan pada otoritas dan kekuatan Pemimpin. Kedua istilah ini diambil dari kata “authority” dan “power” menunjuk pada konsep individu yang lebih luas. Kata “power” diartikan sebagai suatu kemampuan individu atau kelompok dalam mempengaruhi dan menggerakkan orang lain. Ada berbagai cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan “power”, yaitu sebagai berikut,
1.      Keahlian seseorang.
2.      Referent Power.
3.      Reward Power.
4.      Coercive Power.

Sedangkan istilah “authority” dalam organisasi menunjukkan otoritas atau kekuasaan dalam suatu kedudukan yang berhak membuat atau mengambil keputusan – keputusan organisasi.

2.      Kemampuan Dalam Menyatupadukan Sumber Tenaga Manusia Yang Memiliki Daya Motivasi Yang Bervariasi Setiap Waktu Dan Situasi

Dalam unsur yang kedua ini, berkenaan dengan pemahaman dasar manusia. Seorang Pemimpin harus mengerti mengenai teori motivasi, jenis – jenis motivasi, dan harus mampu menerapkan pengetahuan tentang motivasi ini terhadap individu yang kompleks dan dalam berbagai situasi yang mempengaruhi iklim organisasi.

3.      Kemampuan Dalam Mengembangkan Iklim Kerja Dalam Merespons Dan Membangkitkan Motivasi

Di dalam unsur ini, menjelaksan bahwa seorang Pemimpin menunjukkan kemampuan dalam membangkitkan semangat bawahan untuk menggunakan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah. Kalau penggunaan fungsi motivasi itu lebih berpusat pada bawahan dengan segala kebutuhannya, inspirasi justru datang dari pimpinan kelompok.

4.      Kemampuan Dalam Mengembangkan Gaya Gaya Kepemimpinan

Pada unsur terakhir ini, unsur gaya kepemimpinan lebih menekankan pada kemampuan pemimpin dalam memilih tipe yang sesuai dengan situasi atau iklim organisasi untuk menggerakkan bawahannya secara berhasil.
Read more ...

Syarat dan Prinsip Kepemimpinan

Syarat – Syarat Kepemimpinan

  1.      Problem Solver

Seorang Pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Seorang Pemimpin ibarat Nahkoda yang berkewajiban mengemudikan kapal ke arah yang benar sehingga Ia harus tegas dan bertanggung jawab.

  2.      Bersikap Positif
Setiap orang tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu Pemimpin tidak seharusnya mencerca pengikutnya tapi justru membangkitkan semangatnya dan memberikan kalimat positif sehingga Ia dapat memperbaiki kesalahannya.
  3.      Komunikasi
Seorang Pemimpin perlu menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainya.
  4.      Menjadi Inspirasi

Seorang Pemimpin harus bisa menerapkan standar dan menjadi contoh bagi pengikutnya.

  5.      Tumbuhkan Motivasi

Berikan penghargaan terhadap prestasi sekecil apapun yang dilakukan bawahan. Bahkan karyawan yang paling telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika Ia datang tepat waktu.

  6.      Hubungan Baik

Seorang Pemimpin harus bisa menjalin hubungan baik dengan siapa saja. Baik relasi yang ia kenal, maupun relasi yang baru saja dibangun. Hal ini ditujukan agar hubungan relasi dapat tetap terjaga dengan baik.

  7.      Turun Gunung
Anda tidak boleh merasa bebas dari kewajiban dan melakukan “Dirty Job”, atau pekerjaan anak buah. Seorang Pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila Ia bersedia turun ke lapangan tak asal main perintah.

Prinsip – Prinsip Kepemimpinan

  1.      Memiliki orientasi hidup pada masa depan, namun selalu belajar dari masa lalu.

  2.      Ia menggunakan perpaduan antara pikiran dan hati dalam menghadapi problem.

 3. Ia memiliki motivasi kuat untuk mengingkatkan kualitas diri, namun ia selalu bersyukur atas segalanya.

  4.      Ia bekerja keras namun dengan cara yang cerdas.

  5.      Ia mengambil keputusan dan bertindak cepat, namun juga tepat.

  6.      Ia berada di depan memberikan teladan, namun juga ada di belakang memberi semangat.

  7.      Ia tidak hanya mampu terlihat lihai memimpin orang lain, namun Ia memampukan diri untuk memimpin dirinya.
Read more ...

Pemimpin Formal dan Non Formal

Pemimpin Formal dan Non Formal

Pemimpin Formal
Pengertian Pemimpin Formal adalah orang yang oleh organisasi atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi.

Pemimpin Informal
Pengertian Pemimpin Informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu memengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

Ciri Ciri Pemimpin Formal, yaitu :
1. Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu, atas dasar legalitas formal oleh penunjukan pihak yang berwenang (ada legitimitas).
2. Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih dahulu.
3. Ia diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya. Karena itu dia selalu memiliki atasan atau superiors.
4. Dia mendapatkan balas jasa materiil dan immateriil tertentu, serta emolumen (keuntungan ekstra, penghasilan sampingan) lainnya.
5. Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal dan dapat dimutasikan.
6. Apabila dia melakukan kesalahan-kesalahan, dia akan dikenai sanksi dan hukuman.
7. Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang, antara lain untuk : menentukan policy, memberikan motivasi kerja kepada bawahan, menggariskan pedoman dan petunjuk, mengalokasikan jabatan dan penempatan bawahannya, melakukan komunikasi, mengadakan supervisi dan kontrol, menetapkan sasaran organisasi dan mengambil keputusan-keputusan penting lainya.

Ciri Ciri Pemimpin Informal, yaitu :
1. Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.
2. Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya dan mengakuinya sebagai pemimpin. Status kepemimpinannya berlangsung selama kelompok yang bersangkutan masih mau mengakui dan menerima pribadinya.
3. Dia tidak mendapatkan dukungan atau backing dari suatu organisasi formal dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.
4. Biasanya tidak mendapatkan imbalan jasa atau imbalan jasa itu diberikan secara sukarela.
5. Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi dan tidak memiliki atasan. Dia tidak perlu memenuhi persyaratan formal tertentu.

6. Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum, hanya saja respek orang terhadap dirinya jadi berkurang, pribadinya tidak diakui atau dia ditinggalkan oleh massanya.
Read more ...

Teori Munculnya Seorang Pemimpin

Teori Munculnya Seorang Pemimpin

1.      Teori Genetis (Hereditary Theory) - Leaders are born, not made. 
Seseorang bisa menjadi pemimpin karena kelahirannya. Sejak ia lahir, bahkan sejak ia di dalam kandungan, ia telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Pelbagai pengalaman dalam hidupnya akan semakin melengkapinya untuk menjadi pemimpin di kemudian hari. Teori ini mengatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan. Karena orang tuanya menjadi pemimpin, maka anaknya juga menjadi pemimpin. Kalau orang tuanya dulu tidak menjadi pemimpin, maka dipandangnya orang tidak cakap menjadi pemimpin. Teori ini biasanya dianut dan hidup di kalangan kaum bangsawan. Misalnya di Yogyakarta yang dapat menjadi Sultan (Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta) hanyalah keturunan Sultan Yogya saja. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena mewarisi posisi atau jabatan kepemimpinan dari orang tuanya. Teori ini biasanya berlaku pada zaman dinasti kekaisaran atau kerajaan. Kadang-kadang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk bisa menjadi pemimpin, tetapi karena ketentuan dinasti itulah, maka ia tetap bisa menjadi pemimpin. Tidak heran jika kemudian timbul pelbagai masalah akibat ketidak-mampuan tersebut.

2.      Teori Kejiwaan / Sosial - Leaders are made, not born. 
Seseorang bisa menjadi pemimpin karena pembentukan. Jika ia memiliki keinginan yang kuat, sekalipun ia tidak dilahirkan sebagai seorang pemimpin, ia bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif. Pemimpin yang baik mengembangkan dirinya melalui proses tiada henti baik dalam belajar mandiri, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Pada hakikatnya semua orang sama dan dapat menjadi pemimpin. Tiap-tiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja memiliki kesempatan atau tidak.

3.         Teori Ekologis
Teori ini timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori kejiwaan/ sosial yang pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat kepemimpinan, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Kalau teori genetis berpendapat, bahwa orang menjadi pemimpin karena memang sudah ditakdirkan dan teori kejiwaan/ sosial mengemukakan bahwa kepemimpinan itu bukan ditakdirkan, akan tetapi dibentuk oleh pengaruh lingkungan, maka teori ekologis mengakui kedua-duanya, artinya bahwa seseorang itu hanya akan bisa menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat itu kemudian diasah melalui pendidikan.
Menurut Ordway Tead timbulnya seorang pemimpin itu karena:
1.       Membentuk diri sendiri (self constituted leader, self made man, born leader)
2.       Dipilih oleh golongan. Ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena  
          kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi.

3.             Ditunjuk dari atas. Ia menjadi pemimpin karena dipercayai dan disetujui oleh pihak atasan.
Read more ...

Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan

Tujuan Dan Fungsi Kepemimpinan

Tujuan Kepemimpinan

1.       Merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Dengan melihat apakah tercapainya tujuan atau tidak, maka seseorang bisa disebut Pemimpin besar atau justru Pecundang.

2. Tujuan  Kepemimpinan adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan, dan meningkatkan motivasi mereka. Jadi Pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil – hasil yang diinginkan.

Fungsi Kepemimpinan

Fungsi Pemimpin dalam organisasi sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

Fungsi Administratif, yakni mengadakan formulasi kebijakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.

Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan Planning, Organizing, Staffing, Directing, Commanding, Controlling.

Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing – masing yang mengisyaratkan bahwa setiap Pemimpin berada di dalam, bukan di luar siatuasi tersebut. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.

Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu :


1.  Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas Pemimpin yang terlihat pada tanggapan orang – orang yang dipimpinnya.

2.      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang – orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas – tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan – keputusan dan kebijakan Pemimpin.

Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional, fungsi pokok Kepemimpinan adalah,

1. Fungsi Instruktif, yakni Pemimpin berfungsi sebagai Komunikator yang menetukan apa isi perintah, bagaimana cara mengerjakan perintah, kapan waktu memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasil, dimana tempat mengerjakan perintah, agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

2. Fungsi Konsultatif, yakni Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala Pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang - orang yang dipimpinnya. 




Read more ...

Minggu, 23 Oktober 2016

Faktor Kepengikutan

Faktor Kepengikutan

Definisi Faktor Kepengikutan

            Kepengikutan dan kepemimpinan adalah terpisah, namun memiliki hubungan timbal balik, tanpa Pengikut, seseorang tidak bisa menjadi Pemimpin, sebaliknya, seseorang tidak bisa menjadi Pengikut tanpa Pemimpin. (Lyons, 2002)

            Kepengikutan bukan peran yang pasif. Sebaliknya, para pengikut yang paling berharga adalah yang terampil, karyawan yang mandiri, orang yang berpartisipasi aktif dalam menetapkan arah kelompok, meginvestasikan waktu dan tenaganya dalam kerja kelompok, berpikir kritis, dan pendukung bagi ide – ide baru (Grossman & Valiga, 2000)

            Kepengikutan adalah suatu sikap atau kecenderungan seseorang untuk mengikuti orang lain.

Penyebab Kepengikutan

1.    Kepengikutan karena naluri, misalnya anak mengikuti orang tuanya, masyarakat suku terasing mengikuti Pemimpin Kharismatik.

2.    Kepengikutan karena tradisi atau adat istiadat kebiasaan, misalnya masyarakat pedesaan sangat berpegang kepada adat istiadat yang diwarisi turun temurun.

3.    Kepengikutan karena agama, misalnya mengikuti karena mentaati ajaran agama.

4.    Kepengikutan karena rasio, misalnya, orang terpelajar mengikuti Pemimpin yang dapat meyakinkan orang melalui pikiran rasional.

5.    Kepengikutan karena aturan hukum, misalnya, di kalangan masyarakat modern dimana hubungan antar manusia telah diatur dalam peraturan dan hukum yang berlaku.

Menjadi Pengikut Yang Lebih Baik

 1.      Jika Anda menemukan masalah, beritahukanlah kepada Pemimpin kelompok atau Manajer langsung.
  
s 2.   Berikan saran dalam laporan Anda untuk memecahkan masalah.
  
   3. Bangun perhatian dan fokuskan tenaga Anda dalam pekerjaan Anda.

   4. Dukung Inovasi – inovasi baru yang disarankan oleh orang lain.
   
   5. Bila Anda tidak setuju, jelaskan mengapa Anda tidak mendukung ide atau saran tersebut.
Read more ...